Les Mots
Setelah membaca karya sastra dari Jean-Paul
Sartre, saya langsung berpikir tentang aliran eksistensialisme yang marak pada
abad XX. Aliran ini terkenal karena telah berakhirnya perang dunia di muka bumi
sehingga orang-orang sudah mulai berpikir tentang kebebasan pada dirinya
sendiri. Kalau dilihat dari philosophie jean-Paul Sartre, saya beranggapan
bahwa masa kecil beliau sudah mulai menulis tentang autobiographie dari
seseorang yang dimana autobiographie dari seseorang tersebut sudah menunjukan ke-eksistensialismenya.
Sebuah karya sastra berjudul “Les Mots” yang
ditulis oleh Jean-Paul Sartre juga telah menunjukan kebebasan seseorang untuk
bertindak sesuai kemauannya sendiri. Isi dalam karya sastra ini Si Narator dan
ibunya merasa bingung/ragu dalam menentukan sebuah pertunjukan yang akan
disaksikan. Ini disebabkan narator dan ibunya mulai berpikir untuk menentukan
pertunjukan yang akan mereka lihat. Pertunjukan-pertunjukan itu seperti (La
Châtelat, la Maison Électrique, le musee Gravin et le cirque). Tapi karena
mereka sudah melihat pertunjukan itu semua pada akhir moment, dan mereka pun
memilih untuk melihat dan masuk ke dalam ruangan prokyektor atau pergi ke
bioskop.
Keraguan ini disebabkan karena tiap orang
bebas memilih apa yang dikehendakinya, tanpa ada beban atau paksaan yang
terjadi di dalam hidup masing-masing individu. Inilah yang merubah pola pikir
seseorang menjadi liberal atau bebas menentukan serta mencari jati dirinya. Eksistensialisme berkembang
pesat pada era itu.
Sang kakek yang tertulis pada karya sastra
“Les Mots” tampak sibuk dengan kepentingannya sendiri di dalam ruang kerjanya.
Setelah itu dia melihat sang anak yang akan
pergi ke bioskop, dan hanya bertanya “mau kemana anak-anak?”, kata sang
kakek. Dan sang ibu menjawab pertanyaan, “Pergi ke bioskop”. Tetapi setelah itu
sang kakek hanya memberikan nasihat sedikit lalu seakan-akan lekas membiarkan
anak-anak pergi. Ini membuktikan bahwa orang-orang pada era itu kebanyakan
lebih mementingkan kepentingan individu ketimbang harus ikut campur dalam
urusan seseorang.
Reaksi yang dilakukan oleh Simonnot adalah
watak yang selalu serius pada dirinya sendiri dan dia ingin juga merasakan
pergi ke bioskop karena pada konteks ini M.Simonnot belum pernah sama sekali
masuk ke dalam gedung proyektor atau bioskop, hanya kekasihnya yang sudah pergi
ke bioskop. Pada era ini mungkin kebesaran tentang kebebasan seseorang
ditunjukan dengan memberikan sebuah karya sastra contohnya yang bisa dilihat
atau dinikmati oleh seseorang. Aliran Eksistensialisme sangat berkembang pesat
pada abad XX pasca perang dunia. Jadi rasa ingin tahu seseorang bisa
direalisasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar